Rasisme masih ada di Rusia, tuan rumah PD 2018

Written By Unknown on Sabtu, 28 Februari 2015 | 12.22

Pendukung bola Rusia
Salah seorang pendukung sepak bola Russia berteriak kepada para pemain

Suasana riuh dan bising bercampur dengan nyanyian dan sorak sorai para penonton menggema di sebuah stadion di Rusia, negara yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia mendatang.

Sulit untuk mendengar yang diucapkan oleh para pendukung itu, namun ketika didengarkan dengan seksama terdengar suara yang merupakan sebuah ejekan.

Setiap kali pemain berkulit hitam menendang bola, maka sebagian pendukung meniru gerakan seekor monyet seraya tertawa dengan gaya mendengus ala kera.

Masalah rasisme cenderung diremehkan dan dianggap bukan masalah serius oleh para pejabat dalam pertandingan di Rusia walau mereka mengatakan akan menanganinya.

Bagaimanapun upaya untuk meredam aksi rasial nampaknya tidak berpengaruh banyak dalam laga antara dua klub terbesar Rusia, CSKA Moscow dan Zenit Saint Petersburg.

Benar-benar tidak dapat diterima

CSKA sempat dipaksa bermain di stadion tanpa penonton di dua pertandingan menyusul hukuman UEFA karena kasus kekerasan dan perilaku rasis dalam pertandingan di Roma.

"Para pendukung lawan kami selalu bertindak seperti ini," keluh striker Zenit asal Brasil, Hulk, setelah pertandingan di Moskow.

Hulk
Hulk, striker Zenit, mengeluhkan perilaku rasis sejumlah pendukung bola

Dia menggambarkan hal itu sebagai 'ketidaktahuan dan tidak berbudaya'.

"Jika itu terjadi selama Piala Dunia, maka itu akan menjadi masalah besar," tambah Hulk.

Hulk adalah pemain kulit hitam pertama yang pernah ditandatangani klub Zenit.

Kedatangannya di kota terbesar kedua Rusia pada tahun 2012 memicu protes dari sejumlah pendukung yang menggambarkan kurangnya pemain kulit hitam sampai melebar sebagai 'tradisi penting' dan masalah 'identitas'.

Tahun lalu, seorang pejabat dari badan sepak bola FIFA menggambarkan tingkat rasisme di pertandingan Rusia sebagai sesuatu yang 'benar-benar tidak dapat diterima' bagi sebuah negara yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Direktur Satuan Tugas Anti-Diskriminasi FIFA, Piara Power, sudah meminta Presiden Vladimir Putin untuk menyampaikan pesan bahwa sikap seperti itu tidak bisa ditolerir.

Stadion
Stadion baru Zenit akan menjadi tuan rumah pertandingan Piala Dunia 2018 di St Petersburg

Tidak benar-benar serius

Menjadi tuan rumah perhelatan Piala Dunia menjadi hal yang paling bergengsi untuk Moskow karena negara itu tengah menghadapi peningkatan isolasi politik untuk mendukung pemberontak pro-Rusia di timur Ukraina.

Berbagai kalangan telah memperkirakan kemungkinan boikot atas krisis itu, berupa sanksi ekonomi Barat yang memaksa pemerintah untuk memotong anggaran turnamen: dua stadion dengan kapasitas 10.000 kursi atau lebih kecil dari yang direncanakan.

Dan sekarang ada pertanyaan atas perlakuan terhadap pemain kulit hitam dan para pendukung.

Para pejabat olahraga memang tidak menyangkal ada masalah itu dan mengaku berupaya untuk menguranginya.

"Masalah terjadi di mana-mana, tetapi di Rusia hal itu tidak terlalu dianggap serius," kata Menteri Olahraga Vitaly Mutko kepada BBC.

"Kadang-kadang para pendukung meneriakkan hal-hal berbau rasis tapi kami akan mengambil tindakan. Ada hukuman. Saya tidak berpikir kita berdiri diam pada masalah ini. Ada banyak pemain berkulit hitam di sini dan saya tidak melihat adanya masalah."


Anda sedang membaca artikel tentang

Rasisme masih ada di Rusia, tuan rumah PD 2018

Dengan url

http://olahragasehatku.blogspot.com/2015/02/rasisme-masih-ada-di-rusia-tuan-rumah.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Rasisme masih ada di Rusia, tuan rumah PD 2018

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Rasisme masih ada di Rusia, tuan rumah PD 2018

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger