Piala Afrika, "sudah bagaikan medan perang"

Written By Unknown on Minggu, 08 Februari 2015 | 12.22

Piala Afrika 2015
Polisi anti huru hara menggunakan tameng untuk melindungi para pemain Ghana

Semi-final Piala Afrika 2015 antara Ghana dan Guinea Khatulistiwa digambarkan bagai "medan perang" menyusul kerusuhan yang mengakibatkan pertandingan sempat terhenti selama lebih dari 30 menit.

Para pemain merunduk menghindari lemparan botol dari kawasan penonton, fans Ghana mencari perlindungan di belakang salah satu gawang.

Sebuah helikopter masuk ke lapangan dan polisi menggunakan gas air mata untuk mengatasi para suporter yang agresif.

"Itu bagaikan medan perang," tulis Asosiasi Sepakbola Ghana (GFA) di twitternya, dan menyebut bahwa di dalam stadion telah terjadi "tindakan vandalisme yang barbar" dan "aksi kekerasan tidak beralasan."

Sesudah pertandingan dilanjutkan, Ghana menang dengan angka 3-0 dan berhak tampil di final, 8 Februari mendatang, menantang Pantai Gading yang mengalahkan Republik Kongo 3-1 Rabu (4/2) lalu.

Kerusuhan terjadi di babak pertama pertandingan antara Ghana dan Guinea Khatulistiwa. Para suporter yang tidak puas pada kepemimpinan wasit, melempari para pemain Ghana.

Ghana unggul 2-0 di babak pertama, dan ketika meninggalkan lapangan menuju ruang ganti, polisi anti huru hara harus melindungi mereka dengan menggunakan tameng plastik.

Babak kedua kemudian dihentikan delapan menit menyusul berlariannya sejumlah pendukung Ghana ke lapangan, mencari perlindungan karena serangan bertubi-tubi pendukung Guinea Khatulistiwa.

Para pejabat Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) dengan pengeras suara mengancam untuk menghentikan pertandingan jika para suporter tidak berhenti melempari pemain Ghana.

Presiden FA Ghana, Kwesi Nyantakyi menyesalkan insiden ini. "Ini adalah turnamen yang sangat sukses dan insiden kekerasan ini akan berdampak buruk pada reputasi sepak bola Afrika "katanya

Penonton melempar piring
Wartawan BBC, Piers Edwards menemukan sejumlah benda berserakan seperti batu, piring dan cermin pecah di stadion

"Hal ini sangat disesalkan dan tidak pantas terjadi."

Nyantakyi juga menyalahkan para penonton, yang dikatakannya tidak membiarkan wasit menjalankan tugasnya.

Wartawan BBC World Service, Piers Edwards mengatakan sejumlah suporter dibawa ke rumah sakit. Ia juga memunguti sejumlah benda berserakan di stadion seperti potongan cermin, pecahan piring dan batu.

----------------------------------------------------------------------

Helikopter Piala Afrika
Helikopter polisi mengelilingi stadion

Wartawan BBC World Service Nick Cavell di Malabo, menulis:

"Kerusuhan dimulai sebelum paruh waktu, para fans tidak terima dengan keputusan wasit. Mereka marah dengan melemparkan botol-botol ke lapangan dan pemain Ghana terpaksa meninggalkan lapangan di babak pertama dengan perlindungan dari polisi. Mereka terus melemparinya dengan botol.

"Setelah memasukan gol ketiga, fans Ghana mendorong gerbang dan menerobos lintasan lari di belakang gawang, mereka begitu dekat dengan lapangan, sehingga pertandingan dihentikan. Pemain Guinea Khatulistiwa memohon para pendukung untuk berhenti melempari tetapi tidak berhasil.

"Sebuah helikopter polisi mencoba untuk menghalau para suporter dengan terbang hanya 20 atau 30 meter di atas mereka. Kemudian polisi merangsek membawa pentungan dan semprotan gas air mata untuk mengusir suporter.

"Para fans Ghana akhirnya dipandu ke area kosong stadion itu dan pertandingan dimulai kembali selama beberapa menit."

Konfederasi Sepakbola Afrika (CAF) menolak untuk menjawab pertanyaan seputar kericuhan ini setelah pertandingan.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi," kata pelatih Ghana Avram Grant. "Saya melihat sesuatu di lapangan, sejumlah insiden atau kekerasan.

"Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya tidak peduli, saya lebih peduli dengan keselamatan para pemain saya, itu sangat penting."

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Wartawan BBC World Service Steve Crossman di Malabo, menulis:

Para pendukung Ghana melempari fans Guinea Khatulistiwa dengan botol dan batu. Saya melihat beberapa kursi dilemparkan dan kemudian polisi anti huru hara merangsek masuk.

"Para pendukung Guinea Khatulistiwa dan kami juga harus meninggalkan tempat siaran, karena semua terkena semprotan gas air mata.

"Anda bisa melihat para pendukung bergelantungan di dinding stadion untuk menyelamatkan diri.

Pelatih Guinea Khatulistiwa Esteban Becker menambahkan: "Saya sedih melihat tindakan sejumlah pendukung di luar sana."

Emilio Nsue, kapten Guinea Khatulistiwa, mengatakan dia bangga timnya mencapai babak semi-final, namun ia ingin meminta maaf atas kerusuhan antar pendukung.

"Saya lihat bagaimana para pendukung itu bertindak, saya tidak pernah mengalami hal itu," katanya. "Saya ingin minta maaf. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah kita alami sebelumnya."


Anda sedang membaca artikel tentang

Piala Afrika, "sudah bagaikan medan perang"

Dengan url

http://olahragasehatku.blogspot.com/2015/02/piala-afrika-bagaikan-medan-perang_8.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Piala Afrika, "sudah bagaikan medan perang"

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Piala Afrika, "sudah bagaikan medan perang"

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger