Klub raksasa raih pasar Indonesia melalui media sosial

Written By Unknown on Minggu, 03 November 2013 | 12.22

manchester united

Manchester United Indonesia memiliki lebih dari 250.000 follower di Twitter

Masih ingatkah anda dengan lawatan tiga tim papan atas Inggris ke Indonesia bulan Juli lalu?

Saat itu penggemar sepakbola di Indonesia dimanjakan dengan Klik aksi para pemain Arsenal, Liverpool dan Chelsea di Gelora Bung Karno, Senayan.

Para pemain ketiga klub Liga Inggris itu pun menyatakan 'takjub' dengan sambutan penonton yang bahkan rela datang dari berbagai pelosok tanah air untuk menyaksikan idola mereka seperti Theo Walcott, Steven Gerrard atau John Terry tampil di Senayan.

Hangatnya respon publik di Indonesia seakan menjadi pembuktian bagi para bos klub raksasa bahwa basis penggemar di negara ini cukup menjanjikan.

Pesatnya perkembangan internet dan popularitas media sosial seperti Twitter, Facebook atau situs berbagi foto Instagram di Indonesia menjadi kunci untuk meraih para penggemar.

Salah satu klub dengan pengikut berjumlah besar di Twitter adalah Manchester United.

Akun UtdIndonesia yang menggunakan bahasa Indonesia adalah resmi milik klub asuhan David Moyes dengan 268.471 pengikut.

Membantu penggemar

"Jadinya buat penggemar, seluruh brand Manchester United lebih berwujud dan punya wajah, juga lebih bisa dimengerti oleh para penggemar yang tidak bisa bahasa Inggris."

Melalui Twitter, MU berbagi banyak informasi mulai dari jadwal pertandingan, komentar pemain dan pelatih serta interaksi dengan para penggemar mereka.

Interaksi itu bersifat personal dan hangat. Pada 30 Oktober misalnya, admin UtdIndonesia mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya seorang penggemar asal Provinsi Lampung.

Sementara MilanIndonesia yang merupakan bagian dari AC Milan memiliki 5.700 follower.

Kehadiran akun Twitter berbahasa Indonesia ini menurut seorang pendukung AC Milan atau Milanisti, Ervan Hardoko, dalam membantu penggemar mengetahui perkembangan klub dengan cepat.

"Fans yang bahasa Inggrisnya kurang oke bisa memahami, apalagi website resmi AC Milan itu hanya menggunakan bahasa Italia, Spanyol, Inggris dan Cina. Dengan adanya bahasa Indonesia, memudahkan komunikasi dua arah klub dan penggemarnya," kata Ervan.

Ia juga mengaku mengikuti perkembangan klubnya melalui Facebook, terutama segala berita terkait pemain pujaannya Mario Balotelli dan Kaka.

Manchester City ala Indonesia

Wajah baru di sosial media adalah Klik akun berbahasa IndonesiaKlik Manchester City yang baru dimulai pada bulan September lalu.

Liverpool

Penggemar menyambut Liverpool di Jakarta Juli 2013

Media eksekutif Manchester City untuk media sosial berbahasa Indonesia, Yusuf Arifin, yang sudah 15 tahun menetap di Inggris mengatakan tugasnya adalah menjembatani hubungan antara City dengan pendukung di Indonesia.

"Tugas saya adalah menjembatani atau menjawab pertanyaan para penggemar dan juga melaporkan real-time kalau City bertanding," kata Yusuf yang rutin pulang pergi dari rumahnya di London timur ke kantornya di Manchester.

Lantas mengapa City memilih Indonesia sebagai kepanjangan fasilitas sosial medianya?

"Karena Indonesia adalah pasar paling besar di dunia, dan perkembangannya cepat. City punya sekitar satu juta penggemar di Indonesia dan chapter-chapter City ada di seluruh Indonesia," kata dia.

Yusuf mengakui, City memang tertinggal dengan klub besar lain. Namun ia memiliki cara andalan untuk meraih lebih banyak penggemar.

"Tapi keuntungannya City kan slogannya: karena kami sedang membangun sejarah, maka mereka jadi bagian dari sejarah yang sedang dibangun ini dan bukan sekedar pewaris sejarah," ujar Yusuf.

Ia mengakui tidak menyangka perkembangannya sangat cepat. Kini Twitter Manchester City memiliki 8.900 follower sejak diluncurkan satu bulan lalu.

Meski mengaku kewalahan dengan animo penggemar, Yusuf memiliki strategi dengan melibatkan penggemar.

Yusuf Arifin

Yusuf Arifin, pengelola situs dan media sosial Manchester City berbahasa Indonesia

"Sebisa mungkin kami meminta penggemar City untuk bisa memberi sumbangan bahan, materi ke website. Itu butuh banyak tenaga, staf, dan banyak sekali sumber daya... Tapi kami ingin memberi kesempatan pada para penggemar mempublikasikan kegiatan mereka," kata dia.

Tujuan akhir: pasar

Tak bisa dipungkiri bahwa tujuan akhir kampanye sosial media klub-klub besar ini adalah merebut pasar.

Hal ini bukan tidak disadari oleh para penggemar. Seorang suporter Manchester United, Sahil Punjabi, mengatakan membaca kicauan klub kesayangannya di Twitter memberikan klub itu sebuah 'wujud.'

"Jadinya buat penggemar, seluruh brand Manchester United lebih berwujud dan punya wajah, juga lebih bisa dimengerti oleh para penggemar yang tidak bisa bahasa Inggris," kata Sahil.

Ia tahu bahwa pada akhirnya, gol yang ingin dicapai adalah keuntungan.

"Ya, itu intinya kan? Menjaga pasar tetap bahagia dan aktif," kata dia.

Sementara, penggemar MU lainnya, Yogi Mulawarman, mengatakan ada rasa kedekatan melalui kicauan-kicauan berbahasa Indonesia.

"Penggemar sejati pasti tahu gimana rasanya waktu baca tweet-tweet dari klub yang isinya sapaan buat fans di Indonesia, apalagi kalau ada tweet kita yang dibalas... Rasanya dekat banget," kata Yogi.

Ia juga rajin mengumpulkan kaus seragam MU, meski harganya terbilang tidak murah.

"Sekali lagi, kalau penggemar pasti tahu deh gimana rasanya kalau pake jersey klub, biar boros tapi dibela-belain," tambahnya.

Pasar yang pasif?

Namun sampai kapan Indonesia hanya menjadi pasar bagi klub-klub internasional yang ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya?

Di Indonesia, tampaknya para pemain sepakbola yang justru lebih aktif menyapa penggemar lewat dunia maya dibandingkan dengan timnya.

Irfan Bachdim, misalnya, memiliki pengikut tidak tanggung-tanggung sampai 4,2 juta.

Bandingkan dengan akun Twitter resmi Klik tim U19 Indonesia, @Timnasindou19, yang sedang dielu-elukan setelah mengalahkan Korea Selatan.

Pengikutnya hanya 1.500 saja dan kicauan terakhir mereka bertanggal 17 Oktober.

Padahal dengan potensi pasar yang sudah diakui klub-klub dunia, bukankah saatnya klub Indonesia mengelola dengan serius 'kehadiran' mereka di dunia maya?

Selain itu mengepakkan sayap di media sosial tidak semata memberikan keuntungan materi tapi juga menjadi penopang melalui dukungan suporter yang dibutuhkan semua klub tanpa kecuali.

Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa lebih, maka bisa saja klub Indonesia juga memiliki pengikut ratusan ribu seperti klub-klub Eropa lainnya.


Anda sedang membaca artikel tentang

Klub raksasa raih pasar Indonesia melalui media sosial

Dengan url

http://olahragasehatku.blogspot.com/2013/11/klub-raksasa-raih-pasar-indonesia_3.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Klub raksasa raih pasar Indonesia melalui media sosial

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Klub raksasa raih pasar Indonesia melalui media sosial

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger