Goliat melawan Daud di Piala Liga Inggris?

Michael Laudrup akan memutar DVD pertandingan Bradford untuk para pemain Swansea.

Manajer Swansea City, Michael Laudrup, mengatakan timnya tidak menghadapi masalah jika disebut sebagai favorit dalam final Piala Liga yang akan digelar Minggu, 24 Februari,

Di final itu, mereka akan menghadapi klub Liga Dua, Bradfrod, yang posisinya saat ini berada 72 urutan di bawah Swansea.

Liga Dua terletak tiga lapis di bawah Liga Primer dan saat ini Swansea berada di peringkat delapan klasemen sementara Liga Primer dan Bradford di peringkat 11 Liga Dua.

Bagaimanapun mantan pemain Timnas Denmark itu menegaskan para pemainnya tidak akan berpuas diri karena dianggap sebagai unggulan.

"Saya bisa menayangkan DVD dari pertandingan (Bradfrod melawan) Wigan, Arsenal, dan dua pertandingan melawan Aston Villa," tegasnya.

"Kami menerima bahwa kami adalah favorit namun saya kira semua pemain tahu bahwa ini situasi khusus bagi kami, dan lebih khusus lagi bagi Bradford."

Dia menegaskan tidak seorang pun pemainnya yang mengganggap rendah Bradford.

Pembunuh raksasa

Perjalanan Bradford ke Wembley

11 Agustus: Notts County 0-1 Bradford
28 Agustus: Watford 1-2 Bradford
25 September: Bradford 3-2 Burton
30 Oktober: Wigan 0-0 Bradford (Bradford menang 4-2 lewat penalti)
11 Desember: Bradford 1-1 Arsenal (Bradford menang 3-2 lewat penalti)
8 Januari, putaran pertama: Bradford 3-1 Aston Villa
22 Januari, putaran kedua: Aston Villa 2-1 Bradford (Bradford menang 4-3)

Laudrup -yang mendapat julukan pemain terbaik Denmark hingga saat ini- jelas tidak berlebihan.

Bola bundar -seperti kata peribahasa, dan sudah sering pula terbukti- sehingga bisa bergulir kemana saja sehingga membuka semua peluang.

Dan melihat pertandingan final antara Swansea melawan Bradford tidak bisa dari sudut pandang peribahasa semata karena dalam perjalanan menuju final, Bradford mengalahkan tiga klub Liga Primer.

Korban pertama adalah Wigan di babak keempat Piala Liga lewat adu penalti 4-2 setelah bermain imbang 0-0.

Di babak seperempat final, mereka sempat menahan imbang salah satu raksasa Liga Primer -Arsenal- dengan angka 1-1 dan kemudian menang lewat adu penalti 3-2.

Memasuki semi final, mereka menang 3-1 atas Aston Villa dalam pertandingan putaran pertama di kandang dan ketika bertandang ke Aston Villa hanya kalah 1-2.

Jadi wajar kalau Swansea tidak bisa menganggap remeh Bradford.

Kalaupun dibilang klub Liga Dua tersebut beruntung saat mengalahkan Wigan dan Arsenal lewat adu penalti, pastilah semua orang sepakat kalau faktor keberuntungan selalu ada dalam setiap pertandingan olah raga.

Semua klub liga

Bradford City merupakan klub Liga Dua yang pertama kali mencapai final Piala Liga.

Berbeda dengan Piala FA -yang mempertemukan semua klub termasuk yang tidak masuk liga- maka Piala Liga diikuti oleh klub-klub di empat liga Inggris.

Bagi beberapa pihak, Piala Liga -yang dulu disebut Piala Carling dan kini bernama Piala Capital One, sesuai dengan sponsornya- bisa dikatakan berada di bawah Piala FA dan Piala Liga Primer.

Bahkan beberapa tim utama Liga Primer, antara lain Manchester United, Arsenal, dan Chelsea, sering menjadikannya sebagai ajang latihan pemain muda.

Bagaimanapun jelas semua klub mengincar Piala Liga, yang tetap menjadi salah satu patokan dari keberhasilan tim.

Bagi Laudrup -yang mulai memimpin Swansea pada musim ini untuk menggantikan Brendan Rodgers yang pindah ke Liverpool- Piala Liga bukan sekedar sebuah prestasi tetapi juga untuk mengangkat semangat tim di musim mendatang.

Namun dia menyadari itu tidak mudah.

Bradford merupakan tim Liga Dua pertama yang pernah mencapai final Piala Liga di stadion kebanggaan warga Inggris, Wembley, di London.

Bisa dipastikan mereka akan lebih suka tercatat sebagai klub Liga Dua pertama yang meraih juara Piala Liga dan akan bekerja keras untuk mencapainya.